MENGGUSUR
ORDE BARU
MAKALAH
DISUSUN
DAN DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH KEWRGANEGARAAN
Dosen
Pengampu : Aqib Ardiansyah S.Ag
Disusun
Oleh :
1.
Elsa Susilarini
2.
Isna Fahimatul K
3.
Iza Nur Maulida
4.
Nur Azizah
5.
Nuriyatul Hikmah
6.
Nurul Faoziah
7.
Siti Himatul Auliya
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP
ISLAM BUMIAYU
Tahun
Akademik 2011 /2012
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………… 1
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………… 2
BAB
I PENDAHULUAN……………………………………………… 3
A. Latar
Belakang…………………………………………………………………... 3
B.
Rumusan Masalah……………………………………………………………….. 3
BAB
II PEMBAHASAN……………………………………………… 4
A.
Orde ……………………………………………………………………………
4
B.
Latar belakang lahirnya orde baru …………………………………………….. 4
C. Kehidupan
politik masa orde baru …………………………………………….. 6
D.
Kehidupan ekonomi masa orde baru ………………………………………….. 6
E.
Menggusur orde baru ………………………………………………………….. 6
BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 9
A.
Kesimpulan……………………………………………………………………... 9
B. Saran ……………………………………………………………………………
9
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Pemerintah orba pada hakekatnya adalah agen
kepentingan kapitalis internasional modern di bawah komando AS. Sejak saat itu
, beberapa strategi social, politik dan ekonomi yang dibangun oleh negara-negara
kapitalis mulai diterapkan dibawah payung ideologi development (pembangunan).
Untuk merealisasikan ideologi terebut, pemerintah orba melaksanakan
konsep-konsep W.W. Rostow. Sebagaimana dipesankan oleh Negara donor, seperti
tertuang dalam konsep The Stages of
Growth; Five Stages Scheme dan sejenisnya.
Untuk merealisasikan konsep tersebut pemerintah orba
membuat berbagai kebijakan yang mengamankan pertumbuhan ekonomi, meski harus
mengorbankan kepentingan bangsa dan mengabaikan amanat rakyat. Sebagai dampak
dari pembangunan ekonomi selama 32 tahum, timbul satu segmen masyarakat yang
memiliki harapan-harapan berlebihan (rising expectations) atas kehidupan
material yang bercorak konsumtif yang gagal dipenuhi oleh pemerintah orba.
Terjadilah gejolak social politik Indonesia yang pada ujungnya bermuara pada
proses lengsernya soeharto dan penggusuran orde baru yang secara euphoria digembar-gemborkan sebagai
reformasi.
- Rumusan Masalah
- Apa yan g dimaksud dengan orde ?
- Apa latar belakang yang menjadikan adanya orde baru ?
- Bagaimana kehidupan politik pada masa orde baru ?
- Bagaimana kehidupan ekonomi pada masa orde baru ?
- Langkah apa yang dilakukan untuk menggusur orde baru ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Orde Baru
Secara demografi, orde yaitu
Ilmu, susunan, jumlah, dan perkembangan penduduk; ilmu yg memberikan uraian
atau gambaran statistik mengenai suatu bangsa dilihat dr sudut sosial politik;
ilmu kependudukan.
Sedangkan secara bahasa, orde yaitu penyelidikan tt pelbagai kelompok pemakai
bahasa dan variasi bahasa dalam suatu masyarakat bahasa dengan mempergunakan
statistik, dan penggolongannya berdasarkan faktor kelas sosial, agama, umur,
tempat, pendidikan, dsb.
B.
Latar belakang lahirnya
orde baru
Orde baru
merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaan masa
Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa
baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
Orde baru lahir sebagai upaya untuk :
o Mengoreksi total penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama.
o Penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat, bangsa, dan
negara Indonesia.
o Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
o Menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas
nasional guna mempercepat proses pembangunan bangsa.
Latar belakang lahirnya Orde Baru :
·
Terjadinya peristiwa Gerakan
30 September 1965.
·
Keadaan politik dan keamanan
negara menjadi kacau karena peristiwa Gerakan 30 September 1965 ditambah adanya
konflik di angkatan darat yang sudah berlangsung lama.
·
Keadaan perekonomian semakin
memburuk dimana inflasi mencapai 600% sedangkan upaya pemerintah melakukan
devaluasi rupiah dan kenaikan harga bahan bakar menyebabkan timbulnya keresahan
masyarakat.
·
Reaksi keras dan meluas dari
masyarakat yang mengutuk peristiwa pembunuhan besar-besaran yang dilakukan oleh
PKI. Rakyat melakukan demonstrasi menuntut agar PKI berserta Organisasi Masanya
dibubarkan serta tokoh-tokohnya diadili.
·
Kesatuan aksi
(KAMI,KAPI,KAPPI,KASI,dsb) yang ada di masyarakat bergabung membentuk Kesatuan
Aksi berupa “Front Pancasila” yang selanjutnya lebih dikenal dengan “Angkatan
66” untuk menghacurkan tokoh yang terlibat dalam Gerakan 30 September 1965.
·
Kesatuan Aksi “Front
Pancasila” pada 10 Januari 1966 di depan gedung DPR-GR mengajukan tuntutan”TRITURA”(Tri
Tuntutan Rakyat) yang berisi :
1) Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
2) Pembersihan Kabinet Dwikora
3) Penurunan Harga-harga barang.
1) Pembubaran PKI berserta Organisasi Massanya
2) Pembersihan Kabinet Dwikora
3) Penurunan Harga-harga barang.
·
Upaya reshuffle kabinet
Dwikora pada 21 Februari 1966 dan Pembentukan Kabinet Seratus Menteri tidak
juga memuaskan rakyat sebab rakyat menganggap di kabinet tersebut duduk
tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965.
·
Wibawa dan kekuasaan
presiden Sukarno semakin menurun setelah upaya untuk mengadili tokoh-tokoh yang
terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 tidak berhasil dilakukan
meskipun telah dibentuk Mahkamah Militer Luar Biasa(Mahmilub).
·
Sidang Paripurna kabinet
dalam rangka mencari solusi dari masalah yang sedang bergejolak tak juga
berhasil. Maka Presiden mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret 1966
(SUPERSEMAR) yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna mengambil langkah yang
dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang semakin kacau dan sulit
dikendalikan.
Setelah dikeluarkan Supersemar maka mulailah dilakukan penataan
pada kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Penataan dilakukan di dalam lingkungan lembaga tertinggi negara dan
pemerintahan. Dikeluarkannya Supersemar berdampak semakin besarnya kepercayaan
rakyat kepada pemerintah karena Suharto berhasil memulihkan keamanan dan
membubarkan PKI.
Munculnya konflik dualisme kepemimpinan nasional di Indonesia. Hal
ini disebabkan karena saat itu Soekarno masih berkuasa sebagai presiden
sementara Soeharto menjadi pelaksana pemerintahan. Konflik Dualisme inilah yang
membawa Suharto mencapai puncak kekuasaannya karena akhirnya Sukarno
mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.
Pada tanggal 23 Februari 1967, MPRS menyelenggarakan sidang
istimewa untuk mengukuhkan pengunduran diri Presiden Sukarno dan mengangkat
Suharto sebagai pejabat Presiden RI. Dengan Tap MPRS No. XXXIII/1967 MPRS
mencabut kekuasaan pemerintahan negara dan menarik kembali mandat MPRS dari
Presiden Sukarno . Dan pada 12 Maret 1967 Jendral Suharto dilantik sebagai
Pejabat Presiden Republik Indonesia. Peristiwa ini menandai berakhirnya
kekuasaan Orde Lama dan dimulainya kekuasaan Orde Baru. Pada Sidang Umum bulan
Maret 1968 MPRS mengangkat Jendral Suharto sebagai Presiden Republik Indonesia.
- Kehidupan politik masa orde baru
Upaya untuk melaksanakan Orde Baru :
- Melakukan pembaharuan menuju perubahan seluruh tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
- Menyusun kembali kekuatan bangsa menuju stabilitas nasional guna mempercepat proses pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur.
- Menetapkan Demokrasi Pancasila guna melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
·
Melaksanakan Pemilu secara
teratur serta penataan pada lembaga-lembaga negara.
Awalnya kehidupan demokrasi di Indonesia menunjukkan kemajuan. Perkembangannya,
kehidupan demokrasi di Indonesia tidak berbeda dengan masa Demokrasi Terpimpin.
Untuk menjalankan Demokrasi Pancasila maka Indonesia memutuskan untuk menganut
sistem pemerintahan berdasarkan Trias Politika (dimana terdapat tiga pemisahan
kekuasaan di pemerintahan yaitu Eksekutif,Yudikatif, Legislatif) tetapi itupun
tidak diperhatikan/diabaikan.
- Kehidupan ekonomi masa orde baru
Pada masa Demokrasi Terpimpin, negara bersama aparat ekonominya
mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga mematikan potensi dan kreasi unit-unit
ekonomi swasta. Sehingga, pada permulaan Orde Baru program pemerintah
berorientasi pada usaha penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha
mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan keuangan negara dan pengamanan
kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini dilakukan karena adanya
kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan tingkat inflasi kurang
lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang lancarnya program
pembangunan yang telah direncanakan pemerintah.
- Menggusur orde baru
- Strategi mempertahankan kepentingan
Setelah Negara-negara ketiga tidak dibutuhkan lagi oleh Negara
kapitalis, maka selanjutnya dibuat proyek social baru yaitu mengembangkan
kepentingan kapitalisme internasional. Indonesia menjadi sasaran untuk merealisasikan
gagasan tersebut dengan dihancurkannya struktur dan fondasi ekonomi Indonesia.
Pertama-tama hali ini ditandai dengan tekanan untuk melakukan liberalisasi
sector perbankan pada tahun 1988 yang mengakibatkan munculnya puluhan bank
swasta. Pada tahun 1992 pengusaha swasta melakukan pinaman devisa secara
besar-besaran dengan menggunakan bank-bank swasta sebagai kendaraan.
Mayoritas utang pengusaha swasta Indonesia dijamin oleh commercial paper yang memiliki jatuh
tempo 5 tahun. Ketika jatuh tempo pembayaran lima tahun berikutnya, yaitu pada
tahun 1997, terjadi gejolak moneter yang sangat dahsyat sehingga para pengusaha
tersebut tidak dapat mengembalikan utangnya yang mengakibatkan merosotnya nilai
tukar rupiah.
Untuk mengatasi krisis moneter tersebut, pada januari 1998,
Managing Director IMF, Michael Camdesus, berhasil “memaksa” Soeharto untuk
menandatangani letter of intent yang
menyangkut restrukturisasi perekonomian Indonesia yang bernaung dibawah wacana developmentalisme-modernisme. Gejolak
inii akhirnya bermuara pada krisi social dan politik sehingga menurunkan
Soeharto dari tahta kekuasaan yang telah dilestarikannya selama 32 tahun.
Jelas disini terlihat bahwa reformasi adalah bagian dari scenario
dunia internasional dalam mempertahankan kepentingannya di Indonesia. Karena
ada kesamaan kepentingan antara kapitalisme global internasional dengan
kekecewaan sebagian rakyat Indonesia yang mengalami rising expectations maka proses reformasi dapat berjalan.
Disamping menggunakan strategi ekonomi, juga digunakan ekspansi
wacana dan rekayasa social. Hal ini terlihat dalam berbagai teori social pasca
perang dingin. Dalam bukunya, Huntington menjelaskan bahwa periode pasca perang
dingin akan diwarnai pertarungan peradaban antara peradaban barat (WASP) dengan
peradaban timur (Islam an Confucian). Pengaruh paling terasa dari antisipasi
benturan peradaban tersebut adalah terjadinya sentiment anti Cina hingga
berujung pada terjadinya kerusuhan 13-15 mei 1998 dan kerusuhan di Ambon pada
pertengahan Januari 1999.
Pada tahun 1997 dua sosiolog inggris, A. Giddens dan R. Dahrendorf
mulai mensosialisasikan konsep supremasi sipil yang terdidik. Dampak dari
konsep ini adalah penyingkiran ABRI dan munculnya hujatan terhadap militer
Indonesia secara berlebihan disatu sisi serta menjamurnya program diploma luar
negri. Semua ini dilakukan untuk mengamankan kepentingan kapitalisme
internasional Indonesia.
- Tangan-tangan gaib di balik pemilu
Dalm rangka mempertahankan kepentingannya di Indonesia,
kapitalisme internasional tidak ingin melakukan perubahan yang mendasar atas
system politik dan ekonomi yang ada di dindonesia. Agar hal itu bisa berjalan
dengan baik, maka dibuatlah skenario yang bisa mengganti aktor-aktor yang
sedang bermain. Maka bisa kita maklumii kalu dunia internasional memiliki
antusiasme tinggi atas pemilu diindonesia.
Namun satu hal yang perlu diingat, melihat hasil pemilu yang ada,
hampir bisa dipastikan tidak akan terjadi perubahan kebijakan yang mendasar
dalam system ekonomi dan politik Indonesia. Tokoh- tokoh yang akan naik dalam
tampuk kepemimpinan masih didominasi oleh mereka-mereka yang mempertahankan
wacana developmentalisme-modernisme.
Semua ini mengindikasikan adanya kenyataan buatan (virtual reality) yaitu suatu penampakan
semu demokrasi dimana terdapat parta-partai peserta pemilu, panitia pemilu,
pengawas pemilu, para pemilih, bahkan ada pula demonstrasi yang menunutut
diusutnya kecurangan-kecurangan pemilu yang semuanya itu hanya melegitimasi
demokrasi procedural tanpa membahas substansi kedaulatan rakyat itu sendiri.
Dengan demikian, pemilu lebih merupakan mekanisme “pemutihan” politik dan
pembaharuan actor untuk mengokohkan kebijakan kapitalisma global Indonesia.
Kini kekuatan kapitalisme global di Indonesia hamper tidak
dibendung lagi. Mereka melakukan strategi-strategi lanjutan untuk memperkokoh
posisinya. Pertama-tama yang akan dilakukan para pemilik modal Negara-negara
kapitalis adalah mengambil alih perusahaan-perusahaan Indonesia yang telah
bengkrut dan tidak mampu membayar utang melalui system debt-to equity swap. Dengan cara ini mayoritas saham perusahaan
nasional akan jatuh ke tangan asing.
Disamping itu, untuk memperkuat pengaruhnya di Indonesia,
Negara-negara kapitalis akan terus memberlakukan system demokrasi
formal-prosedural. Strategi lain adalah restrukturalisasi ditubuh militer.
Melihat gejala yang ada bukan tidak mungkin akan terjadi penghilangan atas
jabatan Panglima TNI untuk diganti dengan jabatan Kepala Staf Gabungan yang
akan dijabat secara bergiliran oleh masing-masing pimpinan dari ketiga
angkatan. Dengan cara ini maka TNI tidak mampu melakukan konsolidasi politik,
rasanya akan sulit bagi bangsa Indonesia untuk merumuskan kebijakan
pengembangan masyarakat dan pengembangan ekonomi yang baik, terpadu, dan
berkesinambungan untuk jangka menengah maupun jangka panjang. Keadaan yang
demikian hanya akan melahirkan kebijakan-kebijakan nasional jangka pendek yang
bersifat adhoc , dan akibat logis
berikutnya seluruh aspek kehidupan Negara-bangsa Indonesia akan didikte oleh
aktor-aktor kapitalisme global yang bergerak dipasar modal, pasar financial,
pasar komoditi dan pasar informasi / media.
- Membangun masyarakat baru
Menghadapi situasi yang demikian memang sulit, sebab kita tidak
mungkin keluar dari cengkeraman kapitalisme global karena Indonesia telah ikut
menjadi penandatanganan APEC dan telah pula terdaftar sebagai anggota
organisasi perdagangan dunia WHO. Yang paling mungkin untuk dilakukan adalah
menrima keberadaan kapitalisme global secara sadar, kritis dan cerdas.
Setelah itu langkah selanjutnya adalah merumuskan kepentingan
kolektif nasional dengan melihat potret besar konstelasi politik internasional
sebagai acuan, dengan tetap menjadikan kepentingan dan cita-cita kemerdekaan
bangsa sebagaimana dirumuskan dalam pembukaan UUD 45 sebagai titik pijak
bersama.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan
antara kekuasaan masa Sukarno(Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang
menandai sebuah masa baru setelah pemberontakan PKI tahun 1965.
Orde baru dilatar belakangi karena adanya peristiwa pembunuhan
secara besar-besaran pada 30 september 1965 oleh PKI. Setelah dikeluarkannya
Surat Perintah sebelas maret 1966 yang ditujukan bagi Letjen Suharto guna
mengambil langkah yang dianggap perlu untuk mengatasi keadaan negara yang
semakin kacau dan sulit dikendalikan, terjadilah konflik dualism yang membawa
Soeharto menjadi presiden.
Namun ternyata pemerintah orba pada hakekatnya adalah
agen kepentingan kapitalis internasional modern di bawah komando AS. Mereka
menggunakan berbagai macam strategi yang mengorbankan kepentingan bangsa dan
mengabaikan amanat rakyat, itulah yang menyebabkan adanay penggusuran masa orde
baru.
- Saran
Masyarakat Indonesia
harusnya menerima keberadaan kapitalisme global secara sadar, kritis dan
cerdas. Dan memilih konsep atau model sosio-ekonomi-politik yang tetunya dengan
memperhitungkan keberadaan sumber daya alam dan manusia, keadaan geografi
demografi, kultur, system nilai, kondisi soial dan infrastruktur yang ada.
daftar pustaka nya mana ??... salam kenal
BalasHapushttp://personalwab.blogspot.com/