Seperti biasa setiap pagi sebelum berangkat Sekolah aku pergi menuju taman untuk berolahraga dan terkadang hanya sekadar duduk--duduk santai menikmati segarnya udara pagi. Aku selalu merasa senang saat berada di taman, dan rasanya taman itu sudah menjadi bagian dari hidupku karena banyak kenangan terjadi di taman itu saat ayahku masih hidup. Ya, ayahku sudah meninggal saat aku berusia 10 tahun, umurku sekarang 17 tahun. 7 tahun sudah aku hidup tanpa kasih sayang tulus ayahku.
Hari
itu, hujan mulai turun, aku pun berlari-lari kecil sambil menutup kepalaku
menggunakan kedua tanganku. Tiba-tiba seseorang menabrakku dari depan, akupun
terduduk jatuh. Lantas dia menariku menuju sebuah lorong yang sempit dan gelap.
Meskipun gelap, tapi aku masih bisa melihat wajah tampannya. Dia lah Justin
Bieber. Badanya sudah lebih tinggi sekarang hingga aku harus menengadah keatas
supaya aku bisa melihat wajahnya. Air dari rambutnya yang basah karena terkena hujan
menetes dihidungku hingga menyadarkanku. Akupun mengalihkan pandangan mataku.
Lorong itu sangatlah sempit hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
“kenapa kau bawa aku kemari ?”,
tanyaku
“ssst,pelankan suaramu, maafkan
aku, aku hanya takut kau akan meneriaki nama ku dan semua orang akan kembali
mengejarku”, kata justin
“kenapa aku harus meneriaki
namamu?”
“apa kau tak tau siapa aku?”
“aku tau, kau Justin Bieber,
lalu?”
“lalu kenapa kau tidak
berteriak histeris?”
“untuk apa? Sudahlah, aku masih
banyak pekerjaan, aku harus pergi sekarang, bisakah kita keluar dari sini?”
“tapi diluar sedang hujan”
“tak apa, bajuku sudah
terlanjur basah, aku bisa mengganti bajuku nanti.”
“tunggulah sebentar,”
Kudengar dia
menghubungi seseorang bernama Kenny menggunakan ponselnya, kenny adalah asisten
pribadi justin. Aku tak tau apa yang mereka bicarakan karena gemuruh suara air
hujan membatasi pendengaranku. Tanpa sadar, tangan justin terus menggenggam
tanganku.
“bisakah kau melepaskan
tanganmu?”, pintaku
“oh, maaf”,
Dia pun melepaskan genggaman tangannya . Aku menggigil
kedinginan karena bajuku yang basah. Akupun memutuskan untuk lari tanpa
mengidahkan justin. Kudengar justin memanggilku tapi aku terus saja berlari dan
tak menghiraukannya.
***
Matahari bersinar cerah pagi ini. Aku duduk disebuah
kursi taman sambil mendengarkan I-phone yang kubawa dan berdendang sesukaku. Tanpa
sadar seseorang tengah duduk disampingku. Akupun menoleh padanya.
“justin”, bisikku dalam hati.
Justin tersenyum padaku.
“suaramu bagus”, katanya.
“terima kasih,” jawabku singkat
lalu beranjak dan kembali berlari-lari kecil.
Justin mengejarku dan ikut
berlari bersamaku.
“boleh ku tau siapa namamu?”,
Tanya justin padaku.
“eve,..”seorang teman
memanggilku dan berlari mendekat. Tak ingin diketahui identitasnya, justinpun
berlari entah kemana.
“hai selena”, sahutku
“siapa lelaki yang baru saja
lari bersamamu itu? apakah itu justin bieber?”,ujar selena
“oh, bukan, entahlah aku tak
tau siapa dia”,jawabku dusta.
Selena adalah sahabat baikku, dia juga seorang artis,
sama seperti justin. Selena adalah seorang penyanyi, pemain film dan presenter.
Akhir-akhir ini dia sangat sibuk hingga aku jarang bertemu denganya. Hari ini
kebetulan selena beristirahat dari rutinitasnya jadi dia menyempatkan untuk
mengunjungiku dan berbincang-bincang dirumahku.
“eve, rumahmu tampak sepi, mana
ibumu?”
“dia di kantor, sudahlah tak
usah membicarakan ibuku, sebaiknya kita kekamarku saja”, ujarku
Kami mengobrol banyak saat itu, termasuk soal kisah
asmara selena. Tapi aku tak pernah menceritakan masalahku pada selena.
“eve, sepertinya aku sedang
jatuh cinta,”
“benarkah? Siapa lelaki
beruntung yang kau sukai itu?”
“dia justin bieber, penyanyi
pendatang baru itu,..”
“dia pasti sangat senang jika
tau bahwa kau menyukainya,”
“entahlah eve, tapi sepertinya
dia tak menyukaiku.”
“bagaimana bisa kau bicara
seperti itu?”
“seminggu yang lalu aku bertemu
dengannya di acara konser Taylor Swift dan ku lihat sepertinya dia sama sekali
tak tertarik padaku.”
“sudahlah, itu hanya perasaanmu
saja, mana mungkin justin tak tertarik dengan gadis menawan sepertimu.”
“ah, kau ini bisa saja.”
Tak terasa malam semakin larut tapi ibuku belum juga
pulang. Sedangkan selena sudah dari tadi pulang kerumahnya. Sudah 7 tahun aku
melewati malamku seperti ini, tanpa peluk dan ciuman selamat malam dari ayah
dan ibuku. Memang ini menyedihkan, tapi ibu sangat sibuk dengan pekerjaanya dan
aku tak bisa memaksanya untuk diam dirumah dan menemaniku.
***
Selena menceritakan perasaanya terhadap justin pada
ayahnya. Ayah selena sangat menyayangi selena, sehingga beliau akan melakukan
apapun untuk membuat selena senang dan bahagia. Kebetulan ayah selena adalah
direktur utama Island Def Jam Music, manajemen dimana justin bernaung. Beliau
menyuruh manajer justin agar justin mau menyatakan cinta pada selena.
“apa kau gila? Aku sama sekali
tak menyukai selena”, tegas justin
“tapi ini perintah dari
Mr.Gomez, jika kau tak menuruti apa katanya, beliau akan mendepakmu dari
menejemen ini”,jelasnya
“dengar, aku benar-benar tidak
menyukai selena, lebih baik aku keluar dari manajemen ini.”
“ayolah justin, apa yang kurang
dari selena? Dia cantik, berbakat dan juga kaya dan sekarang ayahnya ingin kau
berkencan dengannya.”
“aku tetap tidak akan melakukan
itu,”tukas justin
“jangan bodoh justin, kau baru
memulai karirmu dan sekarang kau akan menghancurkannya?”
Scooter brown, manajer justin terus mendesak justin dan setelah
berpikir lama, akhirnya justinpun menuruti permintaan manajernya. Justin
menyatakan cinta pada selena dan dengan senang hati selena menerima pernyataan
cinta dari justin. Selena sering mengajak justin saat berkunjung kerumahku.
Entah kenapa semakin aku sering melihat justin bersama selena, hatiku semakin
tak tenang ada sesuatu yang aneh yang terjadi padaku, aku cemburu melihat
justin bermesraan dengan selena. Sedangkan disisi lain, justin juga tak nyaman
dengan keadaan ini, semakin lama justin semakin tidak tertarik pada selena bahkan
sebaliknya justin malah menyukaiku.
“eve, bisakah aku meminjam
sisirmu? Sepertinya rambutku agak berantakan”, kata selena
“tentu saja, ada dikamarku,
akan aku ambilkan”
“tak usah eve, aku bisa
mengambilnya sendiri, justin bisakah kau menunggu disini sebentar?”
Justin mengangguk dan selena
beranjak pergi kekamarku.
“baiklah, aku mau ketoilet
sebentar,” kataku.
“tunggu”
Justin menarik tanganku, tapi tiba-tiba aku terpeleset
dan jatuh kepangkuan justin. Aku dan justin saling berpandangan hingga
selenapun datang.
“ehm,..”
“selena, maafkan aku tadi aku
terpeleset dan dan aku aku,…”
“sudahlah eve, tak apa, aku tak
mungkin cemburu padamu, kau ini kan sahabatku mana mungkin kau merebut pacarku,
aku selalu percaya padamu, oh ya eve tampaknya ini sudah sore aku dan justin
harus bergegas ke studio, lain kali kami akan datang lagi kemari.”
“oh, baiklah, berhati-hatilah
dijalan”, kataku
“jangan lupa sampaikan salamku
dan justin pada ibumu.”
“baiklah, akan kusampaikan
nanti.”
Waktu sudah menunjukan pukul 02.25pm tapi mataku masih
terjaga didepan TV di ruang keluarga. Kudengar suara pintu terbuka, aku pun
beranjak menghampiri suara itu.
“lyn, kau belum tidur?”,
tanyanya. Lyn adalah panggilan sayang dari orang-orang terdekatku.
“belum bu, aku menunggu ibu
pulang”
“menunggu ibu pulang? Apakah
ada hal penting yang ingin kau bicarakan?”
“tidak, hanya saja tadi siang
selena dan justin kemari dan mereka menitip salam untukmu.”
“oh, hanya itu, sekarang
pergilah tidur, kau bisa terlambat kesekolah nanti”
“besok aku libur”, kataku
dengan nada yang datar
“benarkah? Maafkan ibu,ibu tak
tau,”
“ibu memang tak tau apapun
tentangku, yang kau tau hanya dirimu dan pekerjaanmu,ibu tak pernah
memperhatikanku.”
“lyn, kau tau kan ibu sibuk
bekerja, dan semua itu demi kamu.”
“bu, aku tak butuh semua
kemewahan ini, aku hanya butuh kau selalu ada disampingku saat aku
membutuhkanmu,”
“sudahlah lyn, ibu lelah, ibu
ingin beristirahat sekarang.”
“ibu memang tak pernah
memperdulikanku,”
“lyn, berhati-hatilah dalam
berbicara.”
“memang benar kan?”
“lyn, kau pikir hidup ini tak membutuhkan
uang? Kau tau kan, sejak ayahmu meninggal tak ada lagi yang menafkahi kita. Itu
sebabnya ibu bekerja sekeras mungkin agar bisa menghidupimu, menyekolahkanmu,
dan memberikan semua keperluanmu. Ibu sangat peduli padamu lyn, ibu sangat
menyayangimu.”
Tak terasa peluhku menetes. Aku berlari menuju kamarku.
Akupun menangis semalaman hingga aku tertidur.
***
Bayang-bayang
wajahku selalu tampak difikiran justin. Justin semakin tergila-gila padaku.
Setiap hari justin selalu memikirkanku.
“justin”, panggil mrs.pattie
“eve,..” sahutnya.
“eve? Siapa eve?”
“ibu, tidak, dia bukan
siapa-siapa,”jawab justin
“baiklah, kalau kau belum mau
bercerita pada ibu, ibu tak akan memaksamu, ibu hanya ingin memberitahumu bahwa
tadi scooter bilang kau harus segera pergi ke taman xxx sekarang.”
“ya tuhan, aku lupa, trimakasih
ibu sudah mengingatkanku, aku harus pergi sekarang. Bye,…” katanya seraya
mencium pipi ibunya.
Justinpun pergi ke taman xxx untuk melakukan shooting
video clip terbarunya. Justin melihatku duduk sendirian ditepi danau, tanpa
pikir panjang justin menghampiriku.
“eve,”sapanya
“justin,”
“sedang apa kau disini?”
“aku hanya sedang duduk-duduk
saja,”, ujarku seraya mengusap air mata di pipiku.
“apa kau menangis?”tanyanya.
“tidak,”
“kau tak usah berbohong padaku,
aku bisa melihat raut kepedihan dari matamu.”
“justin”, panggil salah seorang
crew.
“maaf eve, aku harus kesana
sebentar, tunggulah disini.”, kata justin.
Crew justin mengabarkan bahwa model video clip justin
membatalkan proses shooting karena suatu hal. Semua orang kebingungan mencari
model pengganti, akhirnya justin berinisiatif untuk menjadikanku sebagai
modelnya. Awalnya aku tak mau menerima tawaran itu, tapi justin terus
mendesakku agar mau menjadi modelnya dan dengan terpaksa aku mau menjadi model
video clip justin.
Di awal proses shooting, aku masih agak canggung dan
merasa tak nyaman. Justin memberiku saran dan terus menyemangatiku. Shootingpun
berjalan dengan lancar dan sukses. Saat aku dan justin melihat hasil shooting
tersebut, selena datang menghampiri kami.
“eve, apa yang kau lakukan
disini?” tanya selena
“dia menjadi model video clip
ku,” ucap justin
“benarkah? Bolehkah aku melihat
hasilnya?”
“tentu saja”,kata justin
Selena melihat video clip justin, ia pun terlihat senang
saat aku berakting dengan baik.
“eve, sepertinya kau berbakat
menjadi artis, andai saja dulu kau mau menerima tawaranku, pasti sekarang kau
sudah menjadi artis yang terkenal karena aktingmu sangat bagus, tatapan matamu
dengan justin terlihat sangat nyata, kalian terlihat seperti pasangan kekasih
sungguhan”, ujar selena
Aku dan justin saling menoleh dan terkejut saat selena
berkata seperti itu. Tapi sejujurnya itu semua bukanlah akting. Tatapan mataku
pada justin benar-benar real. Aku manyadari bahwa aku mencintai justin, tapi
aku tak mungkin merebut justin dari sahabatku sendiri. Dan aku harus berusaha
melenyapkan perasaanku pada justin.
***
Seseorang menutup mataku dari belakang. Ku hirup aroma
tubuhnya yang khas dan ku ingat-ingat kembali aroma tersebut.
“skandar”, kataku
Dia melepaskan kedua tangannya dari mataku dan memeluku
dengan sangat erat dari belakang. Dan akupun menoleh padanya. Kupukul-pukul
tanganya hingga dia melepaskan pelukannya.
“kenapa kau memukulku? Apa kau
tak merindukanku?” katanya.
“kemana saja kau selama ini ?
apa kau ingin melupakanku?” tanyaku.
“maafkan aku lyn, aku tak
bermaksud untuk melupakanmu.”
“kenapa kau tak pernah
menghubungiku?”
“itu karena aku harus focus
pada pendidikanku lyn, sekarang aku janji aku tak akan pernah lagi meninggalkanmu.”
Skandar memelukku kembali dan akupun membalas pelukannya.
Skandar adalah sahabat kecilku, dia yang selalu
menghiburku saat aku sedih. Aku sangat menyayangi skandar, dia sudah kuanggap
seperti kakakku sendiri. Tapi tepat 2 hari setelah ayahku meninggal, skandar
dan keluarganya pindah ke Washington. Aku merasa sendiri dan kesepian saat itu,
ibu yang harusnya mendampingiku malah mencari kesibukan di perusahaan ayah agar
dia tidak terlarut dalam kesedihan. Waktu itu, selena datang bersama ayahnya. Selena
menghampiriku dan berusaha menghiburku. Dia menceritakan ketegaraannya
menghadapi kenyataan bahwa ibunya meninggal saat dia masih kecil. Dan sejak
saat itu, aku dan selena menjadi sahabat baik.
Aku memperkenalkan skandar pada justin dan selena. Kulihat
mereka langsung akrab dengan skandar, apalagi selena. Dia seperti sudah
mengenal skandar lama sebelumnya.
Suatu hari, selena dan justin mengajaku dan skandar
berkemah di suatu bukit. Kami hanya pergi berempat. Senang rasanya bisa pergi
bersama orang-orang yang sangat kusayangi. Aku tak pernah merasakan kebahagiaan
seperti ini sebelumnya. Tapi tiba-tiba hatiku merasa sedih saat aku teringat
akan ayah dan ibuku yang saat ini jauh dariku. Kuteteskan air mata dari pelupuk
mataku, tak ingin teman-temanku ikut bersedih lantas aku pergi kesebuah danau
yang dekat dengan tempatku berkemah.
Seseorang duduk disampingku dan mengusap air mata yang
ada dipipiku.
“justin, kenapa kau ada disini?
Pergilah, kau tak seharusnya ada disini”
“mana mungkin aku bersenang-senang
dengan yang lain sedangkan ada seorang gadis manis yang sedang menangis
dipinggir danau, aku tak setega itu eve, ceritakanlah masalahmu padaku mungkin
saja aku bisa membantumu,”
“tidak, aku tak mempunyai
masalah apapun.”
“lantas, kenapa kau menangis?”
“aku hanya terlampau bahagia
karena aku bisa berkumpul dengan orang-orang yang sangat aku sayangi.”
“baiklah, supaya kebahagiaanmu
bertambah, aku akan memberikanmu secangkir coklat panas, tunggulah disini
sebentar.”
Justin pergi mengambilkanku coklat panas. Justin tau ada
yang disembunyikan dariku, tapi dia tak mau memaksaku untuk mengatakanya.
Akupun tak ingin justin mengetahui masalahku yang sebenarnya karena aku merasa
aku bisa melewati semua ini sendiri.
Kulihat sekuntum bunga yang sangat indah dipinggir danau,
ingin sekali aku mengambilnya. Kulangkahkan kakiku menuju tepi danau untuk
memetik bunga tersebut. Karena tanah yang sangat licin, aku terjatuh kedalam
danau yang sedalam 3m. kucoba untuk berenang, tapi agaknya kakiku tak
bersahabat denganku saat itu. Tiba-tiba kakiku terasa kram sehingga aku tak
bisa berenang. Akupun berusaha meminta pertolongan sebisaku. Semakin lama,
badanku semakin lemas dan akupun tenggelam didanau itu.
Justin menjatuhkan coklat panas yang ia bawa kemudian ia
segera masuk kedalam air untuk menyelamatkanku. Setelah mendapatkanku, justin
membawaku kedaratan. Didapatinya tubuhku yang terbujur pingsan. Justin mencoba
menyadarkanku dengan menekan perutku berharap air danau yang tak sengaja
kuminum bisa keluar. Tapi usahanya sia-sia,tak ada cara lain lagi, justin
memberikanku nafas buatan hingga aku tersadar. Dengan spontan aku menangis dan
langsung memeluk justin dengan eratnya.
“ku kira aku akan mati dan
kehilangan kau, aku tak mau mati begitu saja dan kehilangan kamu justin,”
Justin terkejut mendengar
ucapanku. Tiba-tiba skandar dan selena datang menghampiri kami.
“lyn, apa yang terjadi?” kata
skandar
“eve tenggelam didanau tadi,
dan aku berusaha menolongnya.”,ujar justin
“bukankah kau bisa berenang,
eve?” ucap selena
“tadi kaki ku kram jadi aku tak
bisa berenang.”
“apa kau mau kita pulang
sekarang supaya kau bisa beristirahat dirumah?”
“tak usah skan, aku cukup
istirahat ditenda saja, aku ingin menghabiskan waktuku bersama kalian.”
“baiklah, aku akan membawamu
ketenda.”
Skandar menggendongku ketenda karena tubuhku yang masih
lemas. Semua teman-temanku tidur didalam tenda yang sama denganku agar mereka
semua bisa menjagaku. Tak henti-hentinya justin memikirkan perkataaanku saat
aku baru tersadar dari pingsan.
Keesokan harinya,
aku tak melihat seorangpun yang ada disampingku. Akupun beranjak untuk mencari
mereka. Aku terkejut saat mendapati selena dan skandar yang sedang berciuman
dibawah pohon.
“selena,”
“eve,”
Aku pergi menjauhi mereka, tapi
selena mengejarku dan menarik tanganku.
“eve, kumohon jangan ceritakan
ini pada justin” kata selena
“kau tau kan, perbuatanmu ini
akan menyakiti hati justin” ujarku
“maka dari itu eve, kau jangan
memberitahukan masalah ini pada justin.”
“entahlah,” kataku seraya berlari
menuju tenda.
Aku kebingungan saat itu. Tak sengaja aku berpapasan
dengan justin.
“eve, kau kenapa? Sepertinya
kau gugup sekali?”
“tidak, aku tak apa.”
“oh, apa kau melihat selena?”
“justin”, panggil selena.
“selena skandar dari mana
kalian?” Tanya justin
“tadi selena melihat kelinci yang
sangat lucu, tapi setelah skandar mencoba mengejar kelinci tersebut, ternyata
kelinci itu kabur entah kemana.” Ujarku pada justin
***
“terima kasih kau tak
menceritakanya pada justin.” Kata selena
“kenapa kau lakukan itu?”kataku
“aku tak tau eve, sepertinya
aku mencintai skandar.” Jelasanya
“lalu bagaimana dengan justin?”
“entahlah eve, mungkin cintaku
pada justin hanya sekedar cinta monyet, yang dengan mudahnya timbul dan dengan
mudahnya juga lenyap begitu saja.”
“kau harus segera memutuskan
sesuatu selena, kau harus memilih salah satu dari mereka,”
“aku bingung eve,”
“aku bingung eve,”
“kau tak usah bingung selena,
pilihlah skandar, kurasa dia lebih baik dariku.” kata justin yang tiba-tiba
saja muncul.
“justin” kataku dan selena
secara bersamaan.
“aku sudah tau semuanya dari
skandar. Sekarang kita lebih baik bersahabat.”
“apa kau tak marah padaku?”
“tidak, aku sama sekali tak
marah padamu, aku tau perasaan memang tak pernah bisa dipaksakan.”
“ trima kasih justin,” ucap
selena seraya memeluk justin.
Tiba-tiba ponselku berbunyi. Seseorang memberitahukanku
bahwa ibuku kini berada dirumah sakit. Ibuku mengalami kecelakaan lalu lintas
karena ibu mengendarai mobilnya dengan keadaan mengantuk. Aku dan teman-teman
bergegas pergi kerumah sakit tempat dimana ibuku dirawat.
Dari tempat perkemahan hingga ke rumah sakit, tak
henti-hentinya aku mengeluarkan air mata. Aku sangat panik saat itu, aku
teringat dimana pada waktu yang lalu ayahku juga meninggal karena sebuah
kecelakaan.
Aku terus menangis dipelukan selena, tak henti-hentinya
pula selena dan yang lainya menenangkanku. Mobilpun berhenti tepat didepan
panti asuhan, aku yang tak menyadari bahwa tempat tersebut adalah panti asuhan
bergegas turun dari mobil. hatiku semakin tak tenang. Ku lihat banyak anak-anak
yang berkumpul dihalaman.
“skandar, apa kau tak salah
membawaku kemari?” tanyaku
“ku rasa tidak,”jawabnya.
Terlihat seorang wanita yang muncul dari balik kerumunan
anak-anak sembari menyanyikan lagu kesukaanku diwaktu kecil. Ternyata wanita
tersebut adalah ibuku. Tangisku semakin pecah saat aku tau bahwa ibu memberikan
kejutan ini tepat dihari ulang tahunku. Ibuku sudah merencanakan kejutan ini
dengan dibantu skandar. Akupun merayakan ulang tahunku yang ke 18 di panti
asuhan bersama orang-orang yang sangat aku sayangi dan tentunya dengan
anak-anak panti asuhan. Tak pernah kubayangkan hal seperti ini terjadi dalam
hidupku.
Semenjak saat itu, ibuku menjadi lebih dekat denganku.
Setiap minggu ibu selalu meluangkan waktunya untukku. Dan ia pun tak terlalu
sibuk dengan pekerjaannya seperti dulu. Rasanya tak ada hal lain lagi yang ku
inginkan selain bisa terus bersama-sama ibuku.
***
Setelah aku memakai gaun yang diberikan selena, lantas
selena mendandaniku. Selena menutup mataku menggunakan sehelai kain hitam
setelah ia selesai mendandaniku. Dibawanya aku kesuatu tempat yang tidak ku
ketahui. Semula tak ada suara apapun yang mencurigakan, yang ada hanya suaraku
yang terus bertanya pada selena.
“selena, kita mau kemana? Akan
kau apakan aku ini?”
“sudahlah, kau juga akan tau
nanti”, katanya.
Pertanyaan itu terus meramaikan perjalan kami. Suasana
berubah saat aku turun dari mobil dan berjalan beberapa menit. Terdengar suara
gemuruh orang-orang yang berteriak. Seseorang mendudukanku disebuah kursi, ia
membukakan ikatan kain yang menutup mataku dan memberikanku sebuah microphone.
Betapa terkejutnya aku saat aku membuka mataku. Kulihat ada ribuan orang yang
ada didepanku beserta justin yang sedang menggenggam seikat karangan bunga yang
sangat indah. Kusadari kini aku berada ditengah-tengah konser justin. Justinpun
bergerak perlahan mendekatiku.
“apa kau menyukai gaun itu?”
Tanya justin.
“ya, aku sangat menyukai gaun
ini, apa ini darimu?”
Justin mengangguk dan semua orang yang ada didalam gedung
berteriak histeris. Jantungku semakin berdegup kencang saat justin berlutut
didepanku sambil memberikan karangan bunga yang ia bawa dan menyatakan cintanya
padaku didepan semua penggemarnya. Tak pelak semua penggemarnya itu pun kembali
berteriak histeris.
“ya, aku mau” jawabku dengan
lantang dan agak terbata-bata.
Air mataku keluar seakan tak percaya hal ini terjadi
padaku. Justinpun mengusap air mata dipipiku, lalu ia mencium pipiku dan
memeluk tubuhku. Kubalas pelukannya dengan penuh rasa tak percaya. Air mataku semakin
keluar deras ketika musik berbunyi dan saat itulah aku menjadi justin’s OLLG.
Justin menyanyikan lagu ‘One Less Lonely Girl’ untuku sambil terus memeluku.
Kudengar teriakan histeris dari penggemar justin yang semakin keras.
Diakhir lagu,justin mengatakan sebuah kalimat yang tak
mungkin aku lupakan, kalimat tersebut yaitu “Only You Shawty”.
>>>FIN<<<
Give me your comment please, cz your comment is really worth for me.... ^_^
Give me your comment please, cz your comment is really worth for me.... ^_^
makasih sebelumnya... :)
BalasHapusboleh kq tp cantumin sourcenya ya, hehe... ^_^