Blogger Widgets

Senin, 24 Desember 2012

One Less Lonely girl by Isna Fahimatul K. Cerpen ( Genre : drama, romantic)



Seperti biasa setiap pagi sebelum berangkat Sekolah aku pergi menuju taman untuk berolahraga dan terkadang hanya sekadar duduk--duduk santai menikmati segarnya udara pagi. Aku selalu merasa senang saat berada di taman, dan rasanya taman itu sudah menjadi bagian dari hidupku karena banyak kenangan terjadi di taman itu saat ayahku masih hidup. Ya, ayahku sudah meninggal saat aku berusia 10 tahun, umurku sekarang 17 tahun. 7 tahun sudah aku hidup tanpa kasih sayang tulus ayahku.
            Hari itu, hujan mulai turun, aku pun berlari-lari kecil sambil menutup kepalaku menggunakan kedua tanganku. Tiba-tiba seseorang menabrakku dari depan, akupun terduduk jatuh. Lantas dia menariku menuju sebuah lorong yang sempit dan gelap. Meskipun gelap, tapi aku masih bisa melihat wajah tampannya. Dia lah Justin Bieber. Badanya sudah lebih tinggi sekarang hingga aku harus menengadah keatas supaya aku bisa melihat wajahnya. Air dari rambutnya yang basah karena terkena hujan menetes dihidungku hingga menyadarkanku. Akupun mengalihkan pandangan mataku. Lorong itu sangatlah sempit hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
“kenapa kau bawa aku kemari ?”, tanyaku
“ssst,pelankan suaramu, maafkan aku, aku hanya takut kau akan meneriaki nama ku dan semua orang akan kembali mengejarku”, kata justin
“kenapa aku harus meneriaki namamu?”
“apa kau tak tau siapa aku?”
“aku tau, kau Justin Bieber, lalu?”
“lalu kenapa kau tidak berteriak histeris?”
“untuk apa? Sudahlah, aku masih banyak pekerjaan, aku harus pergi sekarang, bisakah kita keluar dari sini?”
“tapi diluar sedang hujan”
“tak apa, bajuku sudah terlanjur basah, aku bisa mengganti bajuku nanti.”
“tunggulah sebentar,”
            Kudengar dia menghubungi seseorang bernama Kenny menggunakan ponselnya, kenny adalah asisten pribadi justin. Aku tak tau apa yang mereka bicarakan karena gemuruh suara air hujan membatasi pendengaranku. Tanpa sadar, tangan justin terus menggenggam tanganku.
“bisakah kau melepaskan tanganmu?”, pintaku
“oh, maaf”,
            Dia pun melepaskan genggaman tangannya . Aku menggigil kedinginan karena bajuku yang basah. Akupun memutuskan untuk lari tanpa mengidahkan justin. Kudengar justin memanggilku tapi aku terus saja berlari dan tak menghiraukannya.

***
            Matahari bersinar cerah pagi ini. Aku duduk disebuah kursi taman sambil mendengarkan I-phone yang kubawa dan berdendang sesukaku. Tanpa sadar seseorang tengah duduk disampingku. Akupun menoleh padanya.
“justin”, bisikku dalam hati.
Justin tersenyum padaku.
“suaramu bagus”, katanya.
“terima kasih,” jawabku singkat lalu beranjak dan kembali berlari-lari kecil.
Justin mengejarku dan ikut berlari bersamaku.
“boleh ku tau siapa namamu?”, Tanya justin padaku.
“eve,..”seorang teman memanggilku dan berlari mendekat. Tak ingin diketahui identitasnya, justinpun berlari entah kemana.
“hai selena”, sahutku
“siapa lelaki yang baru saja lari bersamamu itu? apakah itu justin bieber?”,ujar selena
“oh, bukan, entahlah aku tak tau siapa dia”,jawabku dusta.

            Selena adalah sahabat baikku, dia juga seorang artis, sama seperti justin. Selena adalah seorang penyanyi, pemain film dan presenter. Akhir-akhir ini dia sangat sibuk hingga aku jarang bertemu denganya. Hari ini kebetulan selena beristirahat dari rutinitasnya jadi dia menyempatkan untuk mengunjungiku dan berbincang-bincang dirumahku.
“eve, rumahmu tampak sepi, mana ibumu?”
“dia di kantor, sudahlah tak usah membicarakan ibuku, sebaiknya kita kekamarku saja”, ujarku
            Kami mengobrol banyak saat itu, termasuk soal kisah asmara selena. Tapi aku tak pernah menceritakan masalahku pada selena.
“eve, sepertinya aku sedang jatuh cinta,”
“benarkah? Siapa lelaki beruntung yang kau sukai itu?”
“dia justin bieber, penyanyi pendatang baru itu,..”
“dia pasti sangat senang jika tau bahwa kau menyukainya,”
“entahlah eve, tapi sepertinya dia tak menyukaiku.”
“bagaimana bisa kau bicara seperti itu?”
“seminggu yang lalu aku bertemu dengannya di acara konser Taylor Swift dan ku lihat sepertinya dia sama sekali tak tertarik padaku.”
“sudahlah, itu hanya perasaanmu saja, mana mungkin justin tak tertarik dengan gadis menawan sepertimu.”
“ah, kau ini bisa saja.”
            Tak terasa malam semakin larut tapi ibuku belum juga pulang. Sedangkan selena sudah dari tadi pulang kerumahnya. Sudah 7 tahun aku melewati malamku seperti ini, tanpa peluk dan ciuman selamat malam dari ayah dan ibuku. Memang ini menyedihkan, tapi ibu sangat sibuk dengan pekerjaanya dan aku tak bisa memaksanya untuk diam dirumah dan menemaniku.

            ***
            Selena menceritakan perasaanya terhadap justin pada ayahnya. Ayah selena sangat menyayangi selena, sehingga beliau akan melakukan apapun untuk membuat selena senang dan bahagia. Kebetulan ayah selena adalah direktur utama Island Def Jam Music, manajemen dimana justin bernaung. Beliau menyuruh manajer justin agar justin mau menyatakan cinta pada selena.
“apa kau gila? Aku sama sekali tak menyukai selena”, tegas justin
“tapi ini perintah dari Mr.Gomez, jika kau tak menuruti apa katanya, beliau akan mendepakmu dari menejemen ini”,jelasnya
“dengar, aku benar-benar tidak menyukai selena, lebih baik aku keluar dari manajemen ini.”
“ayolah justin, apa yang kurang dari selena? Dia cantik, berbakat dan juga kaya dan sekarang ayahnya ingin kau berkencan dengannya.”
“aku tetap tidak akan melakukan itu,”tukas justin
“jangan bodoh justin, kau baru memulai karirmu dan sekarang kau akan menghancurkannya?”
            Scooter brown, manajer justin terus mendesak justin dan setelah berpikir lama, akhirnya justinpun menuruti permintaan manajernya. Justin menyatakan cinta pada selena dan dengan senang hati selena menerima pernyataan cinta dari justin. Selena sering mengajak justin saat berkunjung kerumahku. Entah kenapa semakin aku sering melihat justin bersama selena, hatiku semakin tak tenang ada sesuatu yang aneh yang terjadi padaku, aku cemburu melihat justin bermesraan dengan selena. Sedangkan disisi lain, justin juga tak nyaman dengan keadaan ini, semakin lama justin semakin tidak tertarik pada selena bahkan sebaliknya justin malah menyukaiku.

“eve, bisakah aku meminjam sisirmu? Sepertinya rambutku agak berantakan”, kata selena
“tentu saja, ada dikamarku, akan aku ambilkan”
“tak usah eve, aku bisa mengambilnya sendiri, justin bisakah kau menunggu disini sebentar?”
Justin mengangguk dan selena beranjak pergi kekamarku.
“baiklah, aku mau ketoilet sebentar,” kataku.
“tunggu”
            Justin menarik tanganku, tapi tiba-tiba aku terpeleset dan jatuh kepangkuan justin. Aku dan justin saling berpandangan hingga selenapun datang.
“ehm,..”
“selena, maafkan aku tadi aku terpeleset dan dan aku aku,…”
“sudahlah eve, tak apa, aku tak mungkin cemburu padamu, kau ini kan sahabatku mana mungkin kau merebut pacarku, aku selalu percaya padamu, oh ya eve tampaknya ini sudah sore aku dan justin harus bergegas ke studio, lain kali kami akan datang lagi kemari.”
“oh, baiklah, berhati-hatilah dijalan”, kataku
“jangan lupa sampaikan salamku dan justin pada ibumu.”
“baiklah, akan kusampaikan nanti.”
            Waktu sudah menunjukan pukul 02.25pm tapi mataku masih terjaga didepan TV di ruang keluarga. Kudengar suara pintu terbuka, aku pun beranjak menghampiri suara itu.
“lyn, kau belum tidur?”, tanyanya. Lyn adalah panggilan sayang dari orang-orang terdekatku.
“belum bu, aku menunggu ibu pulang”
“menunggu ibu pulang? Apakah ada hal penting yang ingin kau bicarakan?”
“tidak, hanya saja tadi siang selena dan justin kemari dan mereka menitip salam untukmu.”
“oh, hanya itu, sekarang pergilah tidur, kau bisa terlambat kesekolah nanti”
“besok aku libur”, kataku dengan nada yang datar
“benarkah? Maafkan ibu,ibu tak tau,”
“ibu memang tak tau apapun tentangku, yang kau tau hanya dirimu dan pekerjaanmu,ibu tak pernah memperhatikanku.”
“lyn, kau tau kan ibu sibuk bekerja, dan semua itu demi kamu.”
“bu, aku tak butuh semua kemewahan ini, aku hanya butuh kau selalu ada disampingku saat aku membutuhkanmu,”
“sudahlah lyn, ibu lelah, ibu ingin beristirahat sekarang.”
“ibu memang tak pernah memperdulikanku,”
“lyn, berhati-hatilah dalam berbicara.”
“memang benar kan?”
“lyn, kau pikir hidup ini tak membutuhkan uang? Kau tau kan, sejak ayahmu meninggal tak ada lagi yang menafkahi kita. Itu sebabnya ibu bekerja sekeras mungkin agar bisa menghidupimu, menyekolahkanmu, dan memberikan semua keperluanmu. Ibu sangat peduli padamu lyn, ibu sangat menyayangimu.”
            Tak terasa peluhku menetes. Aku berlari menuju kamarku. Akupun menangis semalaman hingga aku tertidur.

***
Bayang-bayang wajahku selalu tampak difikiran justin. Justin semakin tergila-gila padaku. Setiap hari justin selalu memikirkanku.
“justin”, panggil mrs.pattie
“eve,..” sahutnya.
“eve? Siapa eve?”
“ibu, tidak, dia bukan siapa-siapa,”jawab justin
“baiklah, kalau kau belum mau bercerita pada ibu, ibu tak akan memaksamu, ibu hanya ingin memberitahumu bahwa tadi scooter bilang kau harus segera pergi ke taman xxx sekarang.”
“ya tuhan, aku lupa, trimakasih ibu sudah mengingatkanku, aku harus pergi sekarang. Bye,…” katanya seraya mencium pipi ibunya.
            Justinpun pergi ke taman xxx untuk melakukan shooting video clip terbarunya. Justin melihatku duduk sendirian ditepi danau, tanpa pikir panjang justin menghampiriku.
“eve,”sapanya
“justin,”
“sedang apa kau disini?”
“aku hanya sedang duduk-duduk saja,”, ujarku seraya mengusap air mata di pipiku.
“apa kau menangis?”tanyanya.
“tidak,”
“kau tak usah berbohong padaku, aku bisa melihat raut kepedihan dari matamu.”
“justin”, panggil salah seorang crew.
“maaf eve, aku harus kesana sebentar, tunggulah disini.”, kata justin.
            Crew justin mengabarkan bahwa model video clip justin membatalkan proses shooting karena suatu hal. Semua orang kebingungan mencari model pengganti, akhirnya justin berinisiatif untuk menjadikanku sebagai modelnya. Awalnya aku tak mau menerima tawaran itu, tapi justin terus mendesakku agar mau menjadi modelnya dan dengan terpaksa aku mau menjadi model video clip justin.
            Di awal proses shooting, aku masih agak canggung dan merasa tak nyaman. Justin memberiku saran dan terus menyemangatiku. Shootingpun berjalan dengan lancar dan sukses. Saat aku dan justin melihat hasil shooting tersebut, selena datang menghampiri kami.
“eve, apa yang kau lakukan disini?” tanya selena
“dia menjadi model video clip ku,” ucap justin
“benarkah? Bolehkah aku melihat hasilnya?”
“tentu saja”,kata justin
            Selena melihat video clip justin, ia pun terlihat senang saat aku berakting dengan baik.
“eve, sepertinya kau berbakat menjadi artis, andai saja dulu kau mau menerima tawaranku, pasti sekarang kau sudah menjadi artis yang terkenal karena aktingmu sangat bagus, tatapan matamu dengan justin terlihat sangat nyata, kalian terlihat seperti pasangan kekasih sungguhan”, ujar selena
            Aku dan justin saling menoleh dan terkejut saat selena berkata seperti itu. Tapi sejujurnya itu semua bukanlah akting. Tatapan mataku pada justin benar-benar real. Aku manyadari bahwa aku mencintai justin, tapi aku tak mungkin merebut justin dari sahabatku sendiri. Dan aku harus berusaha melenyapkan perasaanku pada justin.

            ***
            Seseorang menutup mataku dari belakang. Ku hirup aroma tubuhnya yang khas dan ku ingat-ingat kembali aroma tersebut.
“skandar”, kataku
            Dia melepaskan kedua tangannya dari mataku dan memeluku dengan sangat erat dari belakang. Dan akupun menoleh padanya. Kupukul-pukul tanganya hingga dia melepaskan pelukannya.
“kenapa kau memukulku? Apa kau tak merindukanku?” katanya.
“kemana saja kau selama ini ? apa kau ingin melupakanku?” tanyaku.
“maafkan aku lyn, aku tak bermaksud untuk melupakanmu.”
“kenapa kau tak pernah menghubungiku?”
“itu karena aku harus focus pada pendidikanku lyn, sekarang aku janji aku tak akan pernah lagi meninggalkanmu.”
            Skandar memelukku kembali dan akupun membalas pelukannya.
            Skandar adalah sahabat kecilku, dia yang selalu menghiburku saat aku sedih. Aku sangat menyayangi skandar, dia sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Tapi tepat 2 hari setelah ayahku meninggal, skandar dan keluarganya pindah ke Washington. Aku merasa sendiri dan kesepian saat itu, ibu yang harusnya mendampingiku malah mencari kesibukan di perusahaan ayah agar dia tidak terlarut dalam kesedihan. Waktu itu, selena datang bersama ayahnya. Selena menghampiriku dan berusaha menghiburku. Dia menceritakan ketegaraannya menghadapi kenyataan bahwa ibunya meninggal saat dia masih kecil. Dan sejak saat itu, aku dan selena menjadi sahabat baik.
            Aku memperkenalkan skandar pada justin dan selena. Kulihat mereka langsung akrab dengan skandar, apalagi selena. Dia seperti sudah mengenal skandar lama sebelumnya.
            Suatu hari, selena dan justin mengajaku dan skandar berkemah di suatu bukit. Kami hanya pergi berempat. Senang rasanya bisa pergi bersama orang-orang yang sangat kusayangi. Aku tak pernah merasakan kebahagiaan seperti ini sebelumnya. Tapi tiba-tiba hatiku merasa sedih saat aku teringat akan ayah dan ibuku yang saat ini jauh dariku. Kuteteskan air mata dari pelupuk mataku, tak ingin teman-temanku ikut bersedih lantas aku pergi kesebuah danau yang dekat dengan tempatku berkemah.
            Seseorang duduk disampingku dan mengusap air mata yang ada dipipiku.
“justin, kenapa kau ada disini? Pergilah, kau tak seharusnya ada disini”
“mana mungkin aku bersenang-senang dengan yang lain sedangkan ada seorang gadis manis yang sedang menangis dipinggir danau, aku tak setega itu eve, ceritakanlah masalahmu padaku mungkin saja aku bisa membantumu,”
“tidak, aku tak mempunyai masalah apapun.”
“lantas, kenapa kau menangis?”
“aku hanya terlampau bahagia karena aku bisa berkumpul dengan orang-orang yang sangat aku sayangi.”
“baiklah, supaya kebahagiaanmu bertambah, aku akan memberikanmu secangkir coklat panas, tunggulah disini sebentar.”
            Justin pergi mengambilkanku coklat panas. Justin tau ada yang disembunyikan dariku, tapi dia tak mau memaksaku untuk mengatakanya. Akupun tak ingin justin mengetahui masalahku yang sebenarnya karena aku merasa aku bisa melewati semua ini sendiri.
            Kulihat sekuntum bunga yang sangat indah dipinggir danau, ingin sekali aku mengambilnya. Kulangkahkan kakiku menuju tepi danau untuk memetik bunga tersebut. Karena tanah yang sangat licin, aku terjatuh kedalam danau yang sedalam 3m. kucoba untuk berenang, tapi agaknya kakiku tak bersahabat denganku saat itu. Tiba-tiba kakiku terasa kram sehingga aku tak bisa berenang. Akupun berusaha meminta pertolongan sebisaku. Semakin lama, badanku semakin lemas dan akupun tenggelam didanau itu.
            Justin menjatuhkan coklat panas yang ia bawa kemudian ia segera masuk kedalam air untuk menyelamatkanku. Setelah mendapatkanku, justin membawaku kedaratan. Didapatinya tubuhku yang terbujur pingsan. Justin mencoba menyadarkanku dengan menekan perutku berharap air danau yang tak sengaja kuminum bisa keluar. Tapi usahanya sia-sia,tak ada cara lain lagi, justin memberikanku nafas buatan hingga aku tersadar. Dengan spontan aku menangis dan langsung memeluk justin dengan eratnya.
“ku kira aku akan mati dan kehilangan kau, aku tak mau mati begitu saja dan kehilangan kamu justin,”
Justin terkejut mendengar ucapanku. Tiba-tiba skandar dan selena datang menghampiri kami.
“lyn, apa yang terjadi?” kata skandar
“eve tenggelam didanau tadi, dan aku berusaha menolongnya.”,ujar justin
“bukankah kau bisa berenang, eve?” ucap selena
“tadi kaki ku kram jadi aku tak bisa berenang.”
“apa kau mau kita pulang sekarang supaya kau bisa beristirahat dirumah?”
“tak usah skan, aku cukup istirahat ditenda saja, aku ingin menghabiskan waktuku bersama kalian.”
“baiklah, aku akan membawamu ketenda.”
            Skandar menggendongku ketenda karena tubuhku yang masih lemas. Semua teman-temanku tidur didalam tenda yang sama denganku agar mereka semua bisa menjagaku. Tak henti-hentinya justin memikirkan perkataaanku saat aku baru tersadar dari pingsan.
Keesokan harinya, aku tak melihat seorangpun yang ada disampingku. Akupun beranjak untuk mencari mereka. Aku terkejut saat mendapati selena dan skandar yang sedang berciuman dibawah pohon.
“selena,”
“eve,”
Aku pergi menjauhi mereka, tapi selena mengejarku dan menarik tanganku.
“eve, kumohon jangan ceritakan ini pada justin” kata selena
“kau tau kan, perbuatanmu ini akan menyakiti hati justin” ujarku
“maka dari itu eve, kau jangan memberitahukan masalah ini pada justin.”
“entahlah,” kataku seraya berlari menuju tenda.
            Aku kebingungan saat itu. Tak sengaja aku berpapasan dengan justin.
“eve, kau kenapa? Sepertinya kau gugup sekali?”
“tidak, aku tak apa.”
“oh, apa kau melihat selena?”
“justin”, panggil selena.
“selena skandar dari mana kalian?” Tanya justin
“tadi selena melihat kelinci yang sangat lucu, tapi setelah skandar mencoba mengejar kelinci tersebut, ternyata kelinci itu kabur entah kemana.” Ujarku pada justin

            ***
“terima kasih kau tak menceritakanya pada justin.” Kata selena
“kenapa kau lakukan itu?”kataku
“aku tak tau eve, sepertinya aku mencintai skandar.” Jelasanya
“lalu bagaimana dengan justin?”
“entahlah eve, mungkin cintaku pada justin hanya sekedar cinta monyet, yang dengan mudahnya timbul dan dengan mudahnya juga lenyap begitu saja.”
“kau harus segera memutuskan sesuatu selena, kau harus memilih salah satu dari mereka,”
“aku bingung eve,”
“kau tak usah bingung selena, pilihlah skandar, kurasa dia lebih baik dariku.” kata justin yang tiba-tiba saja muncul.
“justin” kataku dan selena secara bersamaan.
“aku sudah tau semuanya dari skandar. Sekarang kita lebih baik bersahabat.”
“apa kau tak marah padaku?”
“tidak, aku sama sekali tak marah padamu, aku tau perasaan memang tak pernah bisa dipaksakan.”
“ trima kasih justin,” ucap selena seraya memeluk justin.
            Tiba-tiba ponselku berbunyi. Seseorang memberitahukanku bahwa ibuku kini berada dirumah sakit. Ibuku mengalami kecelakaan lalu lintas karena ibu mengendarai mobilnya dengan keadaan mengantuk. Aku dan teman-teman bergegas pergi kerumah sakit tempat dimana ibuku dirawat.
            Dari tempat perkemahan hingga ke rumah sakit, tak henti-hentinya aku mengeluarkan air mata. Aku sangat panik saat itu, aku teringat dimana pada waktu yang lalu ayahku juga meninggal karena sebuah kecelakaan.
            Aku terus menangis dipelukan selena, tak henti-hentinya pula selena dan yang lainya menenangkanku. Mobilpun berhenti tepat didepan panti asuhan, aku yang tak menyadari bahwa tempat tersebut adalah panti asuhan bergegas turun dari mobil. hatiku semakin tak tenang. Ku lihat banyak anak-anak yang berkumpul dihalaman.
“skandar, apa kau tak salah membawaku kemari?” tanyaku
“ku rasa tidak,”jawabnya.
            Terlihat seorang wanita yang muncul dari balik kerumunan anak-anak sembari menyanyikan lagu kesukaanku diwaktu kecil. Ternyata wanita tersebut adalah ibuku. Tangisku semakin pecah saat aku tau bahwa ibu memberikan kejutan ini tepat dihari ulang tahunku. Ibuku sudah merencanakan kejutan ini dengan dibantu skandar. Akupun merayakan ulang tahunku yang ke 18 di panti asuhan bersama orang-orang yang sangat aku sayangi dan tentunya dengan anak-anak panti asuhan. Tak pernah kubayangkan hal seperti ini terjadi dalam hidupku.
            Semenjak saat itu, ibuku menjadi lebih dekat denganku. Setiap minggu ibu selalu meluangkan waktunya untukku. Dan ia pun tak terlalu sibuk dengan pekerjaannya seperti dulu. Rasanya tak ada hal lain lagi yang ku inginkan selain bisa terus bersama-sama ibuku.

            ***
            Setelah aku memakai gaun yang diberikan selena, lantas selena mendandaniku. Selena menutup mataku menggunakan sehelai kain hitam setelah ia selesai mendandaniku. Dibawanya aku kesuatu tempat yang tidak ku ketahui. Semula tak ada suara apapun yang mencurigakan, yang ada hanya suaraku yang terus bertanya pada selena.
“selena, kita mau kemana? Akan kau apakan aku ini?”
“sudahlah, kau juga akan tau nanti”, katanya.
            Pertanyaan itu terus meramaikan perjalan kami. Suasana berubah saat aku turun dari mobil dan berjalan beberapa menit. Terdengar suara gemuruh orang-orang yang berteriak. Seseorang mendudukanku disebuah kursi, ia membukakan ikatan kain yang menutup mataku dan memberikanku sebuah microphone. Betapa terkejutnya aku saat aku membuka mataku. Kulihat ada ribuan orang yang ada didepanku beserta justin yang sedang menggenggam seikat karangan bunga yang sangat indah. Kusadari kini aku berada ditengah-tengah konser justin. Justinpun bergerak perlahan mendekatiku.
“apa kau menyukai gaun itu?” Tanya justin.
“ya, aku sangat menyukai gaun ini, apa ini darimu?”
            Justin mengangguk dan semua orang yang ada didalam gedung berteriak histeris. Jantungku semakin berdegup kencang saat justin berlutut didepanku sambil memberikan karangan bunga yang ia bawa dan menyatakan cintanya padaku didepan semua penggemarnya. Tak pelak semua penggemarnya itu pun kembali berteriak histeris.
“ya, aku mau” jawabku dengan lantang dan agak terbata-bata.
            Air mataku keluar seakan tak percaya hal ini terjadi padaku. Justinpun mengusap air mata dipipiku, lalu ia mencium pipiku dan memeluk tubuhku. Kubalas pelukannya dengan penuh rasa tak percaya. Air mataku semakin keluar deras ketika musik berbunyi dan saat itulah aku menjadi justin’s OLLG. Justin menyanyikan lagu ‘One Less Lonely Girl’ untuku sambil terus memeluku. Kudengar teriakan histeris dari penggemar justin yang semakin keras.
            Diakhir lagu,justin mengatakan sebuah kalimat yang tak mungkin aku lupakan, kalimat tersebut yaitu “Only You Shawty”.

            >>>FIN<<<

Give me your comment please, cz your comment is really worth for me.... ^_^

1 komentar:

  1. makasih sebelumnya... :)
    boleh kq tp cantumin sourcenya ya, hehe... ^_^

    BalasHapus